Rabu, 23 September 2009






LAPORAN PERJALANAN TIM TERPADU KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI PROVINSI SUMATERA BARAT


Pembentukan Tim Terpadu yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan, No. 412/MENHUT-VII/2009, tanggal 07 Juli 2009 dalam rangka penelitian perubahan kawasan hutan dalam usulan revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sumatera Barat, telah dilaksanakan pembahasan dan survey wilayah kehutanan Provinsi Sumatera Barat, mulai hari Selasa, tanggal 1 September 2009 sampai dengan 10 September 2009 di Provinsi Sumatera Barat disambut oleh Gubernur Sumatera Barat yang dihadiri oleh tim terpadu dan tim teknis kawasan hutan Provinsi Sumatera Barat serta Pemerintah Daerah se Provinsi Sumatera Barat.

Tujuan pembahasan dan survey wilayah kehutanan Provinsi Sumatera Barat dimaksud adalah untuk memperoleh data informasi sebagai bahan pengkajian tim terpadu guna membahas usulan Provinsi Sumatera Barat dalam rangka penyusunan RTRW Provinsi Sumatera Barat khususnya terkait kawasan kehutanan di Provinsi Sumatera Barat.

Secara umum, dari hasil pembahasan dan survey wilayah kehutanan Provinsi Sumatera Barat yang berkembang terdapat beberapa hal sebagai berikut :

Pertemuan awal dilakukan tim terpadu dan Pemerintah Daerah se Provinsi Sumatera Barat guna membahas berbagai polygon dari 15 (lima belas) Kabupaten se Provinsi Sumatera Barat yang akan dilakukan survey untuk melihat langsung kondisi riil di lapangan.

Pada kesempatan tersebut secara khusus Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat menyampaikan agenda pembangunan Gubernur Sumatera Selatan terkait dengan keberlanjutan produksi Semen Padang yang menjadi salah satu andalan Provinsi Sumatera Barat yang apabila tidak segera dicari jalan keluarnya hanya mampu berproduksi selama 5 (lima) tahun lagi yang tentunya akan berdampak kepada perekenomian Nasional dan kesejahteraan masyarakat baik dari sisi tenaga kerja, sektor jasa, dan APBD Provinsi Sumatera Barat.

Dari berbagai polygon di wilayah 15 (lima belas) kabupaten se Provinsi Sumatera Barat, Tim Terpadu dibagi lagi untuk masing-masing wilayah Kabupaten, dibantu Tim Teknis dan Pemerintah Daerah untuk melakukan survey melihat langsung kondisi riil di lapangan sekaligus mengumpulkan data-data primer, sekunder dan data-data pendukung lainnya yang diperlukan untuk pengkajian tim terpadu.

Khusus untuk Kabupaten Kepulauan Mentawai yang diwakili Depdagri, dan Dephut sebagai bagian tim terpadu bersama-sama Pemerintah Provinsi Sumbar dan Kabupaten Kepulauan Mentawai yang diutus untuk melakukan survey per polygon untuk melihat langsung kondisi riil dilapangan, dan didapat beberapa hal sebagai berikut :

Secara garis besar sudah banyak terjadi perubahan-perubahan fungsi awal kawasan kehutanan dikarenakan pertumbuhan penduduk dan infrastruktur yang dinilai sudah cukup padat seperti contohnya sudah ada kantor-kantor Camat, Sekolah Dasar, PLN, Puskesmas, jaringan telepon, lapangan sepak bola, jalan dan dermaga yang sedang dibangun di Kawasan Suaka Alam Wisata.

Pertumbuhan jumlah penduduk Kab. Kepulauan Mentawai khususnya di wilayah kepulauan Siberut cenderung mengalami peningkatan terutama diwilayah-wilayah sepanjang aliran sungai dan di sepanjang infrastruktur jalan yang sudah terbangun dengan baik karena rata-rata terbuat dari beton.

Dari hasil pemantauan timdu hampir sebagian besar masyarakatnya adalah petani dan peladang terutama untuk komoditi coklat selebihnya adalah nelayan dan pedagang.

Sebagian besar wilayah yang diusulkan menjadi APL kondisi eksistingnya sudah banyak mengalami perubahan terutama meningkatnya jumlah penduduk, adanya Pelabuhan/Dermaga dikawasan HSAW, infrastruktur Jalan, PLN, Telpon, Kantor Camat, Kantor Kepala Desa, Sekolah Dasar, Masjid, Gereja, dan Lapangan Sepak Bola.

Kab. Kepulauan Mentawai khususnya di wilayah kepulauan Siberut juga mempunyai potensi Gempa yang cukup sering terjadi, namun potensi Wisata Pantai juga tidak kalah menariknya terutama bagi pecinta Surving dari seluruh dunia karena dari informasi diinternet dikenal mempuyai gelombang no 3 terbaik dunia setelah Hawaii dan Tahiti.

Tim juga menyempatkan waktu untuk berkunjung ke pulau Siloinak yang diisukan dijual ke pihak asing, dan kondisi pulau tersebut terpelihara dengan baik dan tertata rapi dengan bangunan bernuansa kearifan local.

Dikarenakan keterbatasan waktu dan sulitnya untuk mencapai semua titik-titik Polygon yang diusulkan Timdu menyarankan kepada tim teknis untuk melihat juga kondisi eksisting melalui citra satelit yang terbaru untuk melihat secara keseluruhan kepulauan Mentawai khususnya dan Provinsi Sumatera Barat pada umumnya.

Tindak lanjut dari Survey ke lapangan oleh Tim Terpadu akan dilakukan pembahasan lanjutan guna mensinkronkan data-data dan akan dilakukan pengkajian lebih lanjut oleh Tim Terpadu di Jakarta.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Pulaunya bagus Pak Rendy.. Mantap

Doni

Anonim mengatakan...

Ternyata pulau disana bagus.. sayang tidak dimanfaatkan...

hendra
pemerhati Lingkungan

Daftar Telpon Pejabat Depdagri

 

Direktorat Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup, Ditjen Bina Bangda, Depdagri | design by Warg@net